JLS
dan SOLIN adalah sepasang kakak beradik yang masih SD yang tinggal di
kawasan pemulung bersama sang kakek. Suatu ketika mereka harus menelan
pil pahit ketika kakeknya harus tiada karena kecelakaan. Merekapun
tinggal di tempat bibinya yang baik tapi galak akibat tekanan kehidupan.
Mereka berdua juga justru harus memiliki kakak sepupu yang jahat
terhadap mereka. Mereka berdua berlanjut
hidup sebagai pemulung dengan berbagai ancaman yang ada. Mereka pun
tetap bersekolah dengan keadaan yang apa adanya sehingga sering menjadi
bahan hinaan bagi teman teman sekolahnya. Beruntung JLS memiliki otak
yang cukup cerdas sehingga dia bisa mengikuti pelajaran dengan baik,
meski dalam ancaman teman-teman yang tidak menyukainya.
Begitupula dengan SOLIN. SOLIN yang sekolah masuk siang juga mengalami
hal serupa, cercaan hinaan harus dialaminya. Hingga suatu hari justru
SOLIN mengalami masalah dengan direbutnya baju sekolah dan disobek oleh
kakak sepupunya yang bodoh, untuk dipakai bermain perang perangan.
Mereka berdua akhirnya berembug untuk bergantian baju. Setelah JLS
pulang sekolah akan dipakai oleh SOLIN, dengan resiko bahwa SOLIN akan
terlambat sekolah. Dan itupun terjadi berkali kali. Berbagai kejadian
pahit juga mereka alami, seperti terciprat kendaraan teman JLS, dimarahi
guru, dan segudang perasaan menyedihkan lainnya, seperti SOLIN ingin
makan namun tidak mendapat makanan, yang akhirnya JLS mengantar beberapa
kue dan gorengan untuk SOLIN..
Dalam satu kesempatan, akhirnya
mereka bisa mendapatkan uang sebanyak 20.000 rupiah yang mereka akan
berencana membeli seragam sekolah. Di suatu malam, mereka pun membeli
seragam sekolah di sebuah kios. Malang bagi mereka bahwa ternyata, uang
mereka dirampas oleh seseorang. SOLINpun justru harus dibawa ke rumah
sakit karena mengalami kecelakaan tertabrak sepeda motor akibat mengejar
sang pencuri.
JLS pun melaporkan pada bibinya. Bibinya yang
sedang dikejar-kejar bayar kontrakan pun kontan marah besar dan
kebingungan. Alhasil, JLS diusir oleh kakak sepupunya. Dengan perasaan
hancur, JLS mengambil adiknya yang beruntung bisa mendapat biaya
perawatan dari pengendara motor tadi. Dan malam itupun mereka habiskan
di dekat rumah kakeknya yang kawasan pemulung tersebut.
Keesokan harinya, Ibu guru Akil ditugaskan oleh pengurus sekolah untuk
mengantarkan sesuatu buat JLS, Piagam dan Sejumlah uang. Ya, JLS
menjadi pemenang lomba mengarang di sekolahnya. Sang ibu guru pun
mencari ke rumahnya yang justru tertahan oleh bibi JLS, dan akhirnya
menemukannya di emperan toko. Singkat cerita, si ibu guru ini menyadari
bahwa 2 anak cerdas ini memang terlepas dari perhatiannya, dan dia pun
berkenan mengangkat mereka sebagai anak asuhnya.
No comments:
Post a Comment