“Air Mata” by Kantata Takwa
Malam ini adalah traweh terakhir (insya Allah)
dan besok adalah puasa terakhir di bulan Ramadhan 1435H ini. Hari ini
saya terpana menghayati lirik lagu AIR MATA yang ada di album KANTATA
TAKWA. Liriknya terasa religius sekali apalagi malam ini juga meruoakan
malam terakhir (insya Allah) I’tikaf di masjid. Dari dulu saya selalu
menafsirkan musik secara pribadi, tidak peduli dengan si penulis lagu
sebetulnya menulis lagu itu ditujukan untuk lainnya. Mengapa? Karena
begitu saya membeli kasetnya, maka saya sudah bisa klaim bahwa itu
rekaman musik milik saya, meski saya tidak bisa mengkalim sebagai
penulis lagu atau komposernya. Adalh hak saya sepenuhnya menafsirkan
“makna” setiap lagu yang ada di rekaman tersebut.
Tak terkecuali dengan lagu AIR MATA ini yang
sebetulnya ditulis berdasarkan pengalaman pribadi mas Jockie dengan
wanita. Untungnya saya membacanya setelah saya menafsirkan sendiri lagu ini
sebagai pembanding saja. Sejak lama sebetulnya saya menyukai lagu ini,
bukan karena liriknya, tapi lebih ke komposisinya yang indah sekali. Anda pasti bakal setuju dengan saya kalau mendengar lagu ini. Hanya satu kata: INDAH.
Susananya menjadi lain saat
ibadah Ramadhan sudah diujung garis finish dan perasaan campur sedih
(karena Ramadhan akan pergi) dan bahagia (karena hari kemenangan
”sementara” akan tiba). Tadi sore setelah i’tikaf di masjid sebelah
rumah, sebelum maghrib, saya nikmati lagi lagu ini. Berkali-kali saya
putar dari cakram padat saya, dan kesannya semakin mendalam. Setiap
torehan lirik yang ada seolah merupakan tutur kata yang diucapkan
RAMADHAN (yang akan pergi) kepada saya.
Lirik asli:
“AIRMATA”
Ciptaan: Jockie S
Lirik: Iwan Fals
Disini kita bicara dengan hati telanjang
Lepaskan belenggu , sesungguhnya , lepaskan..
Sesuatu yang hilang sudah kita temukan
Walau mimpi , ternyata
Kata hati , nyatanya
Bagaimanapun aku harus kembali
Walau berat aku rasa kau mengerti
Simpanlah rindumu jadikan telaga
Agar tak usai mimpi panjang ini ..
Airmata , nyatanya
Sampai berapa lama kita akan bertahan
Bukan soal untuk dibicarakan
Mengalirlah…, mengalirlah….
Mengalirlah !
Interpretasi saya:
Disini kita bicara dengan hati telanjang
Lepaskan belenggu , sesungguhnya , lepaskan..
Di sini seolah Ramadhan yang suci mengatakan
bahwa pada kesempatan yang paling baik ini, bicaralah sepuasnya,
terang-terangan, “blokohan” (baca: terbuka – red.), karena selagi aku
(Ramadhan) sedang sudi menghampirimu. Belum tentu tahun depan kamu akan
aku temui kalau Rabbmu berkehendak lain.
Bicaralah kamu padaku, sepuasnya. Lepaskan semua
tirai yang menyelimutimu. Ini saatnya kamu membuka dosamu di masa lalu.
Bukalah …bukalah …selebar-lebarnya …semaumu …tanpa tedeng aling apapun
…..sesukamu …freedom of speech! Katakan! Katakan!
Sesuatu yang hilang sudah kita temukan
Walau mimpi , ternyata
Kata hati , nyatanya
Akhirnya, (kata Ramadhan) kau
temukan juga lukamu. Kau temukan perbuatanmu yang dulu kau anggap biasa
ternyata merupakan dosa besar yang bisa membawamu ke adzab neraka yang
pedih. Pernah kau renungkan apa yang kau lakukan itu sesuai
hati-nuranimu? Tahukah kamu seberapa jauh kamu melenceng dari nuranimu?
Sudahkah kamu taddaburi makna ”lha illaha ilallah”?
Pernahkah kau tuhankan selain Allah?
Bagaimanapun aku harus kembali
Walau berat aku rasa kau mengerti
Aku diperintahkan oleh Rabbmu (kata
Ramadhan) hanya menghampirimu selama satu bulan, dan mestinya kamu
tahu. Memang terasa berat, namun aku tidak bisa melawan sunatullah, aku
harus pergi …dan ini sudah saatnya aku pergi…sehari lagi.
Simpanlah rindumu jadikan telaga
Agar tak usai mimpi panjang ini ..
Airmata , nyatanya
Janganlah kamu bersedih
Jadikanlah perilakumu selama sebulan penuh ini menjadi perilakumu setelah aku pergi
Tetaplah kamu bersabar saat cobaan menerpamu
Tetaplah kamu tawadhu meski setan dunia merayumu
Dirikanlah salatmu secara berjamaah di masjid
”Kum!” …bangunlah di pertiga malam terakhir menegakkan qiyyamullail
Bermunajatlah kamu kepada Rabbmu, karena Dia lah tempat mohon pertolongan
Bertobatlah selalu
Istiqomahlah kamu dalam meraih takwa
Tetaplah kamu sodaqqoh
Santunilah anak yatim
Jangan hardik orang miskin
Jagalah pandanganmu, ucapanmu
Sayangilah tetanggamu karena mereka itu saudaramu
Muliakanlah masjid
……..
Ini semua aku katakan kepadamu
Agar kamu tidak terjerumus dalam kepedihan
Yang menuai air mata
Dan …siapa tahu aku tak pernah menghampirimu lagi
Karena Rabbmu berkehendak lain …
Sampai berapa lama kita akan bertahan
Bukan soal untuk dibicarakan
Mengalirlah…, mengalirlah….
Mengalirlah !
Seolah Ramadhan mengatakan perlunya
istiqomah dalam meraih takwa. Bukan hanya kata yang diperlukan, namun
juga perbuatan. Akhlak yang konsisten dan mengalir secara
alami…mengikuti sunatullah ….
Memang hakmu menginterpretasikan setiap lagu meski si pencipta lagu membuat karya lagu ini dengan arti yang beda.
ReplyDeleteJadi saya hanya ingin memberi tahu bahwa arti ASLI lagu ini dari si penciota adalah tentang PERSELINGKUHAN. 🙏
Memang itu hakmu menginterpretasikan setiap lagu meski si pencipta lagu membuat karya lagu ini dengan arti yang berbeda.
ReplyDeleteJadi saya hanya ingin memberi tahu makna ASLI lagu ini dari si pencipta adalah tentang PERSELINGKUHAN. 🙏
simpanlah rindumu jadikan telaga, agar tak usai mimpi panjang ini,,,,,
ReplyDelete