tuan, dimanakah harus kucari
sesuap nasi untuk kusantap hari ini
menghiba kami minta dikasihani
agar lepas rasa lapar satu hari
karena janin ini tidak mengerti
mengapa harus menderita begini
tuan, perih perut menahan lapar ini
habis parau suaraku meminta
badanku lemas perutku meronta
hari hariku hanya menderita
hanya tulang terbalut kulit derita
setiap hari meminum air mata
tuan, jika dapat aku memilih ini
jangan biarkan aku mati disini
negeri apakah ini, aku dibiarkan mati
padahal kami hanya ingin sesuap nasi
begitu mahalkah sesuap nasi
dibandingkan nyawa ku ini?
tuan, begitu pedih jawaban yang kau beri
kau katakan kami adalah para pemalas negeri
lihatlah hidup kami, sejak ayam berkokok pagi
aku sudah pergi untuk mengais riz"ki
pagi hingga malam hari tak ada penumpang lagi
hari hari ku menanti datangnya rezeki
namun apa daya kami hanya bisa begini
inilah ketentuan yang harus kami jalani
agar manusia punya peduli dan empati
tuan, perih perut kami menahan lapar ini
lebih perih hati kami sebagai manusia bumi
kelaparan dinegeri yang subur makmur ini
tuan, disini aku menantimu
dipintu pengadilan hakiki
di hari pembalasan nanti
dirimu yang tak peduli
untuk kumintakan keadilan abadi
kepada Tuhan, Pengadil yang Suci
sesuap nasi untuk kusantap hari ini
menghiba kami minta dikasihani
agar lepas rasa lapar satu hari
karena janin ini tidak mengerti
mengapa harus menderita begini
tuan, perih perut menahan lapar ini
habis parau suaraku meminta
badanku lemas perutku meronta
hari hariku hanya menderita
hanya tulang terbalut kulit derita
setiap hari meminum air mata
tuan, jika dapat aku memilih ini
jangan biarkan aku mati disini
negeri apakah ini, aku dibiarkan mati
padahal kami hanya ingin sesuap nasi
begitu mahalkah sesuap nasi
dibandingkan nyawa ku ini?
tuan, begitu pedih jawaban yang kau beri
kau katakan kami adalah para pemalas negeri
lihatlah hidup kami, sejak ayam berkokok pagi
aku sudah pergi untuk mengais riz"ki
pagi hingga malam hari tak ada penumpang lagi
hari hari ku menanti datangnya rezeki
namun apa daya kami hanya bisa begini
inilah ketentuan yang harus kami jalani
agar manusia punya peduli dan empati
tuan, perih perut kami menahan lapar ini
lebih perih hati kami sebagai manusia bumi
kelaparan dinegeri yang subur makmur ini
tuan, disini aku menantimu
dipintu pengadilan hakiki
di hari pembalasan nanti
dirimu yang tak peduli
untuk kumintakan keadilan abadi
kepada Tuhan, Pengadil yang Suci
No comments:
Post a Comment